Cart btn

Selasa, 01 November 2016

5 Hal Yang Anda Harus Tahu Hubungan Pornografi dengan Kesehatan Otak

Tidak ada komentar:
ilustrasi otak


Saat ini kita tahu kemudahan dalam mengakses teknologi, membuat orang dengan cuolikan jari mampu mengakses situs internet yang diinginkan. Internet berdampak positif juga mempunyai efek negatif terhadap pengguna terkait konten pornografi yang ada.

Kontrol dari berbagai belahan dunia di dalam negri sendiri dengan kampanye Internet sehat adalah sebuah gerakan ntisipasi mengingat beberapa efeknya yang berbahaya bagi tubuh dan yang telah diteliti oleh pakar di dalam maupun di luar negri

Berikut 5 Hal Ynag Harus Anda Tahu mengenai Hubungan Pornografi dengan Kesehatan Otak

1. Adegan Seksual yang Eksplisit Memicu Neuron di Otak Laki-laki
Neuron ini, yang terlibat dengan proses bagaimana manusia dapat meniru perilaku, mengandung sistem motorik yang berkorelasi dengan fungsi luhur dan modern dari perilaku manusia.
Dalam kasus pornografi, sistem neuron ini memicu gairah, yang menyebabkan ketegangan seksual dan kebutuhan untuk disalurkan.
Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa ketika pecandu pornografi sering melakukan masturbasi, ini menyebabkan efek hormonal dan neurologis , yang membuat pecandunya gagal untuk mengalihkan fokus dari pornografi.

2. Dopamin Meningkat
otak, porno, dopaminPada pria, ada lima bahan kimia utama yang terlibat dalam gairah seksual. Salah satu yang mungkin memainkan peran paling penting dalam kecanduan pornografi adalah dopamin. Dopamin memainkan peran utama dalam sistem otak yang bertanggung terhadap dorongan seksual.
Setiap jenis rangsangan yang dianggap memberikan kepuasan akan meningkatkan tingkat transmisi dopamin di otak, dan seperti berbagai obat adiktif, termasuk stimulan seperti kokain, amfetamin, dan methamphetamine.
Dopamin secara tiba-tiba meningkat ketika seseorang mendapatkan stimulasi. Terutama jika itu adalah stimulasi seksual.
Pemikiran yang erotis memicu lebih banyak dopamin, paparan pornografi menyebabkan kecanduan dari dorongan seksual yang bisa mereka bayangkan dan ada akhirnya mengajarkan otak untuk menjadi kurang puas dengan pasangan seksual nyata.

3. Otak Kecanduan Pornografi
porno, pornografiDidapatkan fakta dari sebuah penelitian bahwa banyak pecandu pornografi mencari berbagai gambar porno yang paling baru daripada melakukan hubungan seks dengan orang yang sama.
Alasannya dikaitkan dengan efek Coolidge, sebuah fenomena yang terlihat pada laki-laki, bahwa mereka memiliki daya rangsang yang lebih kuat terhadap "pasangan yang baru" yang mengakibatkan mereka menjadi kecanduan untuk mengeksplorasi pornografi.




4. Otak Mengalami Penurunan Sensitivitas Dopamin
Stimulasi berlebihan dari dopamin pada para pecandu situs porno pada akhirnya membuat otak mereka mengalami penurunan kepekaan terhadap dopamin itu sendiri.
Ketika reseptor dopamine turun setelah terlalu banyak distimulasi, otak tidak merespon dengan seharusnya dan para pecandu akan mengalami rasa lapar dan selalu merasa kurang dari apa yang mereka dapatkan.
Hal ini yang mendorong mereka untuk mencari lebih keras lagi rangsangan seksual yang mampu memenuhi kepuasan mereka, dan dapat berujung pada akses konten porno yang lebih lama lagi.
Akhirnya aktivitas pencarian menjadi bagai siklus tak berujung. Semakin terpuaskan, semakin adiksi dan otak semakin 'kebal' dopain.

5. Apa yang Membuat Pornografi Menjadi Hal yang Unik?
Ada sejumlah alasan, termasuk:
(1) Situs porno menawarkan hal yang "baru";
(2) Tidak seperti makanan dan obat-obatan, hampir tidak ada keterbatasan fisik untuk mengkonsumsi situs porno
(3) Tidak seperti obat-obatan dan makanan pula, situs porno tidak akan mengaktifkan sistem keengganan alami otak(tidak pernah kenyang)

Itulah 5 hal yang berhubungan dengan kesehatan otak jika kita melihat pornografi.
Maka dari itu sebisa mungkin menjaga anak-anak kita dari situs porno atau yang berbaur dengan pornogafi.
Semoga rtikel ini bermanfaat buat kita semua

Sumber: klikdokter.com




Selasa, 25 Oktober 2016

Ternyata Kelumpuhan Akibat Stroke Bisa Sembukan Klaim Peneliti AS

Tidak ada komentar:
seseorang yang terkena stroke




CaliforniaSekali terserang stroke, pasien biasanya mengalami kelumpuhan pada bagian tertentu. Dan ini berlangsung seumur hidup. Namun lewat sebuah percobaan selama beberapa tahun tim dokter dari AS akhirnya sukses memulihkan kondisi ini.


Ialah tim peneliti dari Standford University, Calefornia yang berhasil melakukannya, yaitu dengan menggunakan terapi sel punca. Untuk Percobaan ini, mereka melibatkan 18 pasien ; 11 wanita dan 7 pria dengan rentang usia 33- 75 tahun

Yang membedakan pasien hanyalah kapan mereka mengalami serangan stroke. Ada pasien yang sudah mengalami kelumpuhan karena stroke sejak enam bulan lalu, ada juga yang tiga tahun lalu.

Masing-masing partisipan kemudian menjalani sebuah prosedur sederhana di mana tengkorak mereka  dilubangi dean sel punca dimasukkan ke otak mereka, tepatnya di bagian yang mengalami kerusakan dan memicu stroke.

Sel punca yang dipergunakan disebut dengan sel SB623 yang diambil dari sumsum tulang pendonor untuk kemudian dimodifikasi agar bisa dimasukkan ke dalam otak. Keesokan harinya pasien langsung diperbolehkan pulang.

Tak disangka, hingga 12 bulan berikutnya, hampir separuh pasien mengalami kemajuan yang signifikan. Salah seorang pasien yang sebelumnya hanya bisa duduk di kursi roda dan tidak bisa menggerakan kedua kakinya, kini sudah rutin joging.

Pasien lain, seorang wanita yang tak bisa berdiri sama sekali, kini bisa berjalan di altar dan melangsungkan pernikahan. Bahkan yang bersangkutan sedang mengandung anak pertamanya. Satu pasien lagi mengalami kelumpuhan di jari kaki kirinya, tetapi kini ia bisa berjalan kembali.

Peneliti menduga efektifitas pengobatan mereka berhasil dari cara kerjanya yang mampu memicu regenerasi  sirkuit otak yang rusak akibat stroke dengan cepat. Bahkan efektivitasnya dirasakan pasien yang sudah mengalami stroke sejak tiga tahun lalu, artinya makin banyak orang yang diuntungkan dngan prosedur ini.

"Kita bisa lihat kemampuan gerak mereka membaik dengan cepat. Padahal enam belan stelah stroke, kita biasanya tidak bisa berharap apapun," tandas peneliti Prof. Gary Steinberg seperti dilaporkan Daily Mail.


Tak hanya kemampuan gerak, sebagian partisipan juga memperlihatkan perbaikan pada kemampuan bicara dan berjalan.

Hanya saja karena partisipan yang mereka libatkan hanya 18 orang, sehingga prosedur ini dirasa belum cukup aman untuk diaplikasikan pada pasien lain. Namun tim peneliti sendiri sudah mulai merekrut partisipan baru dan lebih banyak untuk mencapai target tersebut.

Semoga dengan cara ini bisa mendapat perhatian dunia dan semakin di kembangkan
dan masuk di Indonesia tentunya
aminnnnn




Sumber: health.detik.com

Tag Line